Off-press.org – Mayjen Ung Chanthuok yang merupakan Wakil Kepala Staf Kepolisian Negara Kamboja dipenjara selama satu tahun. Hal tersebut akibat dirinya telah melanggar peraturan pandemi, dengan melanggar kebijakan pembatasan kegiatan virus corona (COVID-19). Dilansir dari Reuters, pada hari Senin 3 Mei 2021 putusan tersebut dibacakan pada hari Kamis pekan lalu. Mayjen Ung Chanthuok ditangkap, akibat telah melanggar pembatasan sosial.
Yakni dengan melanggarnya sebuah pesta, terkait dengan hal tersebut dia langsung dicopot dari masa jabatannya tersebut. Ternyata tidak hanya Mayjen Ung Chanthuok saja, melainkan ada juga dua orang lagi yang telah menghadiri pesta tersebut diganjar dengan adanya hukuman. Sebab sudah melanggar pembatasan kegiatan, akan tetapi kedua orang tersebut dijatuhkan dengan hukuman penjara selama 18 bulan. Menurut Jaksa Penuntut Umum, Kuch Kimlong hakim dalam Pengadilan Negeri Phnom Penh tersebut pun menjatuhkan pidana denda dengan sebesar US$1.259 sekitar Rp. 18 juta kepada masing-masing terpidana.
Diketahui kabarnya pesta tersebut diselenggarakan pada awal bulan ini. Dua orang lainnya yang sama-sama mengunjungi pesta tersebut akan dihukum selama 18 bulan penjara. Mayjen Ung Chanthuok sendiri langsung di pecat dari jabatannya tersebut setelah tertangkap melanggar peraturan pandemi virus corona COVID-19. Hukuman terhadap Mayjen Ung Chanthuok sendiri diambil berdasarkan dari undang-undang pembatasan kegiatan di masa pandemi virus corona COVID-19 yang diloloskan parlemen Kamboja pada bulan Maret silam.
Bentuk ganjaran buat mereka yang melanggar terhadap lainnya ancaman penjara selama tiga tahun kalau melanggar karantina dan dipenjara selama sepuluh tahun kalau pasien yang terinfeksi virus corona COVID-19 ketika tengah dirawat maupun berniat dengan sengaja menyebarluaskan virus tersebut. Kamboja juga sedang berjuang dalam mengatasi lonjakan kasus infeksi virus corona COVID-19. Akibat hal tersebut, pemerintah memutuskan melakukan penguncian wilayah (lockdown) pada Ibu Kota Phnom Penh, serta melarang seluruh penduduk meninggalkan kediaman.
Sejumlah penduduk protes sebab mereka kesulitan dalam memperoleh bahan makan yang merata akibat lockdown, serta tidak memperoleh pemasukan. Polisi Kamboja sendiri tidak segan menghukum penduduk yang berkeliaran dengan sabetan batang rotan. Tidak hanya itu saja, mereka juga beralasan hal tersebut dilakukan supaya penduduk bisa jera serta tidak nekat keluar rumah. Para penduduk dilarang meninggalkan kediamannya serta beberapa mengeluh kelaparan sebab tidak memiliki pendapatan, sementara itu distribusi bantuan makanan serta tidak memadai.
Kamboja sendiri diketahui bergulat dalam menangani lonjakan infeksi virus corona COVID-19 yang jumlahnya kasusnya meningkat. Mulai dari sekitar 500 kini menjadi 12.641 sejak akhir bulan Februari termasuk seluruh 91 kematiannya. Ibu Kota negara tersebut tengah menerapkan pembatasan sosial secara ketat. Saat ini kabarnya Tentara Angkatan Darat Kamboja pada hari Sabtu 1 Mei 2021 kemarin sudah mulai mendistribusikan vaksin COVID-19 yang mana diperolehkan buat 500 ribu penduduk, yang ada dalam area sangat terpukul oleh wabah pandemi virus corona COVID-19.
Kamboja memulai mempercepat imunisasi vaksin virus COVID-19. Pejabat senior di militer Kamboja Eth Sarath pun menyampaikan bahwa sebanyak 471.573 orang akan diimunisasikan vaksin virus COVID-19 dengan memakai vaksin Sinovac dan juga vaksin Sinopharm . “Hingga saat ini sudah lebih dari 1,3 juta penduduk Kamboja yang termasuk WNA ada di disana diplomat bersama dengan warga sipil memperoleh vaksin virus COVID-19,” keterangan dari Kementerian Pertahanan Kamboja.
Kamboja sendiri saat ini mempunyai populasi sekitar 16 juta jiwa, negara tersebut sudah memperoleh lebih dari empat juta dosis vaksin virus COVID-19. Dimana, 1,7 juta dosis disumbangkan oleh China. Pada hari Sabtu 1 Mei 2021 orang-orang terlihat mengantri buat memperoleh imunisasi vaksin virus COVID-19 di sebuah sekolah negeri di Ibu Kota Phnom Penh. Para aparat militer terlihat mengamankan proses imunisasi tersebut. Sir Sokha 51 tahun pengusaha menyampaikan bahwa sebelumnya telah menjajal beberapa kali buat memperoleh vaksin virus COVID-19. Akan tetapi dikatakan bahwa gilirannya belum tiba.
Pada tanggal 30 April 2021 Lembaga Amnesti Internasional memperingatkan lockdown di Kamboja sudah mendorong krisis kemanusiaan serta HAM. Sekitar 294 ribu orang di sebuah Ibu Kota Phnom Penh dampaknya mengalami kelaparan. Kini peraturan pandemi
semakin diperketat.