off-press.org – Terkini, Palang Merah China bantu Ukraina dengan melalui kebutuhan sehari-hari yang termasuk makanan sesuai permohonan Ukraina. Kementerian Luar Negeri China turut mengatakan gelombang pertama ini dari bantuan meninggalkan Beijing pada hari Rabu 9 Maret 2022 kemarin. China memberikan lima juta yuan atau kurang lebihnya senilai Rp. 11,3 miliar buat bantuan kemanusiaan ke Ukraina. Zhao Li Jian yang merupakan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China menyatakan kalau bantuan ini dikirim ke Palang Merah Ukraina.
Dimana, China sendiri kabarnya secara konsisten menolak menyatakan perang di Ukraina telah terjadi sejak 24 Februari 2022 menjadi invasi Rusia. Melalui pengarahan pers secara virtual, Juru Bicara China Zhao Li Jian menyatakan kalau lebih dari seratus pelajar China sudah dievakuasi secara selamat dari kawasan yang berisiko. Kawasan beresiko letaknya ada di Sumy, Ukraina. Hingga pada saat ini, mayoritas warga negara China sudah dievakuasi dari Ukraina. Mengingat bahwa Ukraina sedang menjadi sasaran operasi militer Rusia.
“Saya mengingatkan sekali lagi kepada sebagian orang masih tersisa di Ukraina tetap memperhatikan keselamatan jiwa, waspada, dan siaga penuh,” ungkap Zhao Li Jian seperti yang dilansir dalam pengarahan persnya tersebut. “Dan tetap menjalin kontak bersama kedutaan besar beserta konsulat jenderal China yang ada di Ukraina,” tandas Zhao Li Jian dalam pengarahan pers. Seperti kita ketahui bahwa China sebelumnya menuduh NATO menjadi biang kerok terjadinya perang Rusia dengan Ukraina.
China bantu Ukraina, sebelumnya NATO dianggap oleh China memanas-manasi konflik antara kedua belah negara telah berlangsung sejak 2014 silam. Sekutu Rusia itu menganggap NATO awalnya menyiram bensin ke api pada konflik kedua negara ini memberikan kesempatan Ukraina gabung dengannya. Akibat sikap NATO itu, maka China menilai Rusia merasa terprovokasi jadi melancarkan agresi ke Ukraina. China juga sebelumnya menyampaikan bersedia menjadi mediator mendamaikan dua pihak tersebut.
Wang Yi, Menteri Luar Negeri China menyampaikan bahwa China terbuka terkait usulan membantu menengahi konflik Ukraina dan Rusia, pada hari Senin 7 Maret 2022 kemarin. Selain itu, dia juga menegaskan kembali pertemanan antara Moskow dan Beijing tetap masih kokoh. “Mau bekerja dengan komunitas internasional dalam melaksanakan mediasi diwajibkan jika dibutuhkan,” ungkap Wang seperti yang dilansir dari AFP, Senin 7 Maret 2022 kemarin. Wang menegaskan hubungan bilateral antara China Rusia adalah hubungan bilateral.
Ya, hubungan bilateral paling krusial ada di dunia dan juga berpengaruh pada stabilitas, perdamaian hingga perkembangan dunia. “Persahabatan antara kedua bangsa kuat, dan prospek kerja sama antar kedua sisi masih luas sekali,” tandas Wang seperti dilansir dari AFP, Senin 7 Maret 2022 kemarin. Ukraina sendiri membuka pintu selebar-lebarnya untuk penduduk asing jika ingin membantu mereka menghadapi Rusia. Sejumlah negara lantas memberikan izin penduduknya dalam membantu pertempuran tersebut.
Penduduk asing bisa mendaftarkan dirinya lewat situs perekrutan secara resmi dibuka oleh Ukraina pada akhir pekan lalu. Mereka bisa menghubungi kantor kedutaan besar Ukraina juga di masing-masing negaranya. Pada saat Ukraina menginformasikan pembukaan ini, sejumlah negara melarang penduduknya. Konvensi Tentara Bayaran PBB di tahun 2001 sebenarnya juga melarang pemakaian, pelatihan tentara bayaran, perekrutan, dan juga pembiayaan. Walaupun seperti itu, namun ada beberapa negara memberikan izin penduduknya untuk ikut perang ke Ukraina. Seperti Latvia, Inggris dan juga Denmark.
Sementara itu ada juga negara berselisih mengenai kemungkinan besar penduduknya berperang di Ukraina. Walaupun seperti itu, namun kubu konservatif menganggap bahwa dukungan ini menjadi tindakan ilegal dan sembrono. Rusia memberikan pengumuman bahwa akan menghentikan serangan di Ukraina pada hari Rabu 9 Maret 2022. Mereka memberikan penawaran koridor kemanusiaan buat evakuasi penduduk sipil dari adanya lima kota.
Kelima kota itu diantaranya adalah Sumy, Mariupol, Chernihiv, Kyiv, dan juga termasuk kota Kharkiv. Dalam beberapa hari belakangan, Rusia memang telah berkali-kali menyepakati serangan demi membuka ruang bagi evakuasi penduduk sipil. Seperti di hari Selasa, 8 Maret 2022 evakuasi berjalan lancar. Untuk itu, China bantu Ukraina menjadi sorotan.