Off-press.org – Saat ini, ulasan tentang gaya hidup sedang menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat. Hal ini disebabkan karena pandemi Covid-19 yang menyerang banyak negara, sehingga mau tidak mau gaya hidup sehat harus dilakukan dengan maksimal. Studi baru pun diperbincangkan. Dalam studi tersebut, berhasil membuktikan bahwa malas bergerak adalah faktor utama angka kematian global meningkat tajam. Tentu saja studi ini berkaitan dengan kalangan milenial yang sedang menjalani program belajar di rumah. Sebagaimana yang kita tahu, bahwa gaya hidup kalangan milenial menjadi lebih tidak teratur.
Bahkan, gaya hidup sehat nampaknya tidak di hiraukan. Pada dasarnya, menerapkan kehidupan teratur dan mengikuti gaya hidup sehat memiliki perbedaan tersendiri untuk setiap kalangan. Hanya saja, ada stigma tertentu yang membuat gaya hidup nampak sama rata. Tentu saja penting untuk menerapkan gaya hidup yang sehat. Karena, gaya hidup sehat ini nantinya akan berdampak sendiri ke masa yang akan mendatang. Memang tidak sekarang merasakan dampaknya, namun siapapun yang menjalani kehidupan tidak teratur menjadi lebih sulit mengendalikan diri di masa depan.
Hal ini disebabkan karena sudah terbiasa melakukan kebiasaan buruk, sehingga kebiasaan baik sekalipun tidak akan tertinggal di kehidupannya. Dengan melakukan dasar dari gaya hidup sehat, seperti mengkonsumsi makanan sehat, menjalani olahraga rutin, dan memiliki pola tidur teratur, maka lama-kelamaan menjadi lebih mudah mendalami gaya hidup sehat. Banyak yang tidak menyadari bahwa gaya hidup sehat tidak hanya berperan utama untuk kesehatan tubuh saja, namun penting juga untuk kesehatan mental.
Percayalah, bahwa menjalani hidup sehat akan bermanfaat dan memiliki kepuasan tersendiri untuk penggunanya. Tidak ada salahnya anda merubah diri ke hal yang lebih positif demi kebaikan diri sendiri. Gaya hidup sangat lah penting, itulah yang menjadikan banyak ahli tertarik untuk melakukan studi. Melansir dari sumber United Press International, pada Selasa, 6 April 2021, menyebutkan bahwa seseorang yang sudah terbiasa memiliki gaya hidup malas, secara tidak langsung menyumbangkan 8% dirinya dari penyakit yang tidak menular. Dan penyakit itulah yang berpengaruh besar menyebabkan angka kematian global mengalami peningkatan.
Gaya Hidup Pemalas Faktor Besar Kematian Global Meningkat
Pemalas, yang berarti ketidakaktifan tubuh untuk bergerak, adalah salah satu faktor risiko yang memang sudah lama diketahui menyebabkan kematian dini. Hal ini disebabkan karena malas menyebabkan beberapa risiko penyakit tidak menular semakin menumpuk di tubuh, sehingga tubuh tidak lagi bisa mengendalikan penyakit tersebut. Adapun penyakit tidak menular yang paling sering ditemukan oleh ahli dari pemalas, adalah penyakit jantung, stroke, tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2, dan beberapa jenis penyakit kanker.
Walaupun berbagai penyakit tidak menular itu belum anda miliki, namun di masa yang akan mendatang anda akan merasakan “siksaan” gaya hidup tersebut. Pada tahun 2016 lalu, para peneliti sudah menganalisis data yang dimiliki oleh 168 negara. Data tersebut berkaitan dengan studi pemalas yang dikategorikan sebagai orang ketidakaktifan fisik. Ditemukan, bahwa orang yang pemalas memiliki proporsi penyakit tidak menular lebih tinggi dibandingkan orang yang terbiasa bergerak. Bahkan, hampir 2% besarnya untuk tekanan darah tinggi sejak dini hingga lebih dari 8% untuk demensia. Yang diartikan, apabila seseorang memiliki perilaku pemalas dan tidak membuat fisik nya bergerak, maka kurang dari 150 menit pergerakan atau aktivitas dengan jumlah intensitas sedang atau 75 menit kegiatan fisik dengan intensitas kuat per minggu nya.
Bukan lah suatu angka yang besar jika seluruh orang bisa bergerak dan menjalani kehidupan dengan aktivitas ringan yang memberikan keringanan pada tubuh untuk bergerak. Bukan hanya itu saja, studi tersebut juga telah menuliskan bahwa 69% dari angka kematian global dan 74% diantaranya memiliki penyakit jantung yang disebabkan karena tubuh kurang bergerak di seluruh dunia. Apabila dilihat lebih jauh lagi, bukan lah hal mengherankan jika potensi ketidakaktifan fisik berpengaruh besar terhadap kondisi kesehatan tubuh maupun mental.
Pada negara kaya dan maju, pastinya masyarakat yang berpendudukan di negara tersebut memiliki resiko dua kali lebih besar terhadap penyakit yang berhubungan dengan ketidakaktifan fisik. Memang lah benar ini faktanya. Melansir dari sumber Liputan6.com, menyebutkan di tahun 2016 tingkat ketidakaktifan fisik yang menyebabkan kematian global meningkat di negara maju lebih besar dua kali lipat dibandingkan negara yang memiliki penghasilan rendah alias negara berkembang.