Off-press.org – Baru-baru ini PDIP menyampaikan terhadap pemasangan Baliho Puan Maharani Ketua DPR di sejumlah daerah. Dimana, baliho atau billboard tersebut dipasangkan oleh anggota DPR Fraksi PDIP sesuai daerah pemilihan tersendiri. Terkait akan hal ini, Politikus PDIP Hendrawan Supratikno angkat bicara. “Billboard dipasang anggota DPR sesuai dapil tersendiri,” Hendrawan dilansir dari CNNIndonesia.com. “Sebab Mbak Puan merupakan wanita pertama menjabat Ketua DPR dari 23 ketua DPR di sejarah indonesia,” Hendrawan Supratikno seperti dilansir dari CNNIndonesia.com.
Selain itu, Hendrawan Suprapto sendiri yang merupakan anggota dari Komisi XI DPR mengklaim kalau pemasangan baliho adalah Billboard tidak ada kaitannya dengan Pilpres 2024 mendatang. Dia mengatakan kalau misalnya Pilpres 2024 masih sangat jauh serta hal seperti adalah hak prerogatif ketua Umum Megawati Soekarnoputri. “Pilpres adalah wilayah prerogatif Ketum, bu Mega” sambung Hendrawan Supratikno seperti dilansir dari CNNIndonesia.com. “Bukan optimasi kegiatan para kader,” lanjutnya dilansir dari CNNIndonesia.com.
Meski seperti itu, namun pemasangan Baliho Puan Maharani, para publik meyakini kalau misalnya Ketua DPR RI Puan Maharani di berbagai macam daerah belakangan ini terhadap Pilpres (Pemilihan Presiden & Wakil Presiden) di tahun 2024 mendatang. Hal itu dikarenakan elektabilitas serta popularitas Ketum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri itu dianggap masih kecil. “Pastinya mampu dibaca sebagai upaya meningkatkan popularitas,” ungkap Arif Imam dilansir dari Sindonews.com.
“Sehingga pemasangan baliho secara masif itu mampu dibaca pada kerangka itu,” pungkas Arif Imam dilansir dari Sindonews.com. Seperti kita ketahui bahwa belakangan ini marak sekali terkait baliho dan billboard Puan Maharani di berbagai macam daerah, salah satunya di Tangerang. Berbagai macam tulisan ada di baliho-baliho itu yakni “Kepak Sayap Kebhinekaan” sampai “Jaga Iman Jaga Imun”. Menurut Hendrawan sendiri, pemasangan baliho tersebut di sejumlah daerah perihal posisi Puan Maharani menjadi ketua DPR bukanlah ketua DPP PDIP.
Tidak cuma oleh anggota DPR, billboard Puan Maharani dipasangkan oleh pengurus DPD serta DPC atau para relawan di berbagai daerah. Dia mengatakan kalau narasi dibangun pada pemasangan baliho terhadap kebersamaan serta persatuan bangsa. “Narasi terbangun terhadap kebersamaan serta persatuan bangsa,” beber Hendrawan Supratikno seperti dilansir dari CNNIndonesia.com. “Membangkitkan semangat gotong royong serta disiplin komunitas untuk menghadapi pandemi,” sambung Hendrawan Supratikno dilansir dari CNNIndonesia.com.
Seperti kita ketahui bahwa isu persaingan antara Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Puan Maharani terkait akan pilpres 2024 sempat menjadi sorotan publik, bahkan menjadi ramai diperbincangkan. Di sisi lain, Ganjar Pranowo belakangan ini jauh lebih baik dibandingkan Ketua DPR Puan Maharani. Ganjar sendiri sering sekali berada di dalam posisi paling atas, berbeda halnya Puan Maharani paling terakhir. Terkait baliho atau billboard Puan Maharani adalah salah satu produk media komunikasi yang dipakai di sebuah iklan politik.
Melalui iklan politik inilah para calon mampu mengkomunikasikan pesan-pesannya, idenya, bahkan programnya kepada para calon pemilih. Hal seperti ini juga dilakukan buat membangun citra positif serta mendongkrak elektabilitas. Sesuai hasil survei dilakukan oleh Saiful Mujani pada tanggal 21-28 Mei 2021 silam, nama Puan Maharani sendiri sama sekali tidak masuk ke dalam kandidat untuk calon Presiden 2024. Terlihat citra ramah serta santun ditunjukkan dengan menggunakan balutan baju khas berwarna merah. Foto mengesankan keramahan melalui mimik wajahnya.
Meski seperti itu namun saja, sejumlah baliho menjadi sasaran vandalisme di Kota Surabaya serta Gresik, seperti yang dilansir dari CNNIndonesia. Baliho tersebut dicoret menjadi ‘PKI’, ‘OPEN BO’, bahkan sampai ‘Koruptor’. Sontak polisi juga sudah menangkap para pelaku yang memberikan keterangan tulisan tersebut di baliho ketua DPR. Pesan di dalam baliho tersebut seolah-olah menggambarkan kondisi di pandemi virus corona COVID-19 seperti ini dan segala kepusingan penangannya sehingga membutuhkan daya kerja sama serta gotong royong. Pesan itulah tujuannya buat mempersuasi publik. Menurut sebagian penduduk, Baliho Puan Maharani itu tidak lebih cuma sebatas iklan saja. Publik menanggapi iklan itu cuma sebatas janji manis. Hal ini sebab mereka menanggapi kecenderungan umum para elite politik cuma datang serta memberikan janji menjelang momentum pemilihan dan kepentingan politik.