off-press.org – Baru-baru ini, Bayu Airlangga menyampaikan kemundurannya dari Partai Demokrat Jawa Timur dikarenakan merasa kecewa dan dizalimi terhadap Musyawarah Daerah Demokrat Jawa Timur. Bayu keluar dari Demokrat, seperti kita ketahui bahwa dirinya sempat menjadi kandidat Ketua DPD Demokrat Jatim dan mencapai mayoritas dukungan DPC. Tapi, DPP Demokrat di Jakarta sendiri jauh lebih memilih Emil Dardak. “Harus mundur dari Partai Demokrat, ini sudah menjadi keputusan saya,” tandas Bayu Airlangga.
Seperti diketahui, bahwa Bayu menyebut Agus Harimurti Yudhoyono yang merupakan Ketua Umum Demokrat tidak demokratis. Maka dari itu, Bayu Airlangga sendiri memutuskan buat mengundurkan diri dari Partai Demokrat dan keputusannya sudah bulat. Dia menilai bahwa saat dirinya dan DPC pendukung dizalimi terhadap Musda, tidak ada pilihan lain juga selain mundur dari partai. Awalnya dia meyakinkan Partai Demokrat menjadi salah satu partai demokratis. Akan tetapi, hasil dari Musda Demokrat Jatim dinilai sudah mengesampingkan suara kader.
“Bisa dinilai oleh publik, seperti gimana hasil Musda Demokrat Jatim,” tutur Bayu Airlangga seperti dilansir dari CNN Indonesia.com. “Tentunya tanggung jawab, moral serta attitude kepatutan (berpolitik),” lanjutnya. “Batas kepatutan ini tidak bole diterjang sesuka hati, menjadi kader menjunjung asas demokrasi,” ujar Bayu. “Saat demokrasi itu tidak ada partai saya memutuskan untuk undur diri dari Demokrat,” tegas Bayu Airlangga.
Bayu keluar dari Demokrat, dia menyebut bahwa tidak pernah ada komunikasi secara langsung dari AHY kepada akar rumput di Jawa Timur. Kesannya DPP tidak memandang kondisi akar dari rumput yang ada di Demokrat Jatim. Sebelumnya dia mengaku bahwa sempat ditawari untuk jabatan lain, tapi tetap dirinya memilih undur menjadi bentuk tanggung jawab kepada 25 DPC sudah mendukungnya. “Ada baiknya ketua umum dari awal tidak harus Musda semisal ingin seorang figur dalam memimpin Demokrat Jatim,” ungkapnya, seperti dilansir dari CNN Indonesia.com.
Dia menyatakan bahwa seharusnya ketua umum berbicara dengannya dan juga DPC, jika membuatnya kecewa di akhir. “Setelah pengumuman Musda berkali-kali ditawarkan jabatan-jabatan berbeda pengurus di Demokrat Jatim,” sambung Bayu. “Namun saya tolak menjadi bentuk prihatin atas matinya demokrasi di Demokrat dan tanggung jawab ke 25 DPC telah mendukung selama ini,” ucap Bayu Airlangga dilansir dari CNN Indonesia.com.
Musda Demokrat Jatim digelar pada tanggal 20 Januari 2022 silam, Bayu mencapai dukungan 25 DPC, Emil Dardak 13 DPC. Akan tetapi, Demokrat pada akhirnya memutuskan Emil Dardak untuk menjadi Ketua Demokrat Jawa Timur. Penunjukkan Emil Dardak sendiri menerima perlawanan dari DPC yang merupakan pemilik suara mendukung Bayu Airlangga. Mereka mengatakan bahwa DPP dipimpin AHY tidak demokratis. “Saya terima kasih kepada semua DPC khususnya Mas Ibas,” ungkap Bayu Airlangga. Atas keluarnya ini, Bayu Airlangga sendiri minta maaf atas sebesar-besarnya kepada Partai Demokrat.
Bayu keluar dari Demokrat, cukup banyak sejumlah poster bernada protes dibentangkan, seperti halnya ‘Demokrat tidak demokratis’. Dan kemudian memasang instalasi manekin digantungkan di bagian lehernya. Taufik Hidayat yang merupakan koordinator aksi menyampaikan bahwa ini merupakan terakhir kalinya menginjakkan kaki di kantor Demokrat Jatim. Pihaknya mengaku bahwa akan mundur dari partai berlambang mercy dan mengikuti jejak Bayu Airlangga. Mengingat bahwa hasil suara didapatkan oleh Bayu cukup besar dibandingkan Emil.
Alasannya, mereka kecewa terhadap keputusan DPP Demokrat lewat Ketum Agus Harimurti Yudhoyono lebih memilih Emil untuk jadi Ketua Demokrat Jatim. Untuknya sistem sudah diterapkan DPP buat memutuskan Ketua Demokrat di Musda beberapa waktu lalu bukan hal demokratis. Dia sangat kecewa kenapa Bayu didukung 25 suara DPC malah jadi tidak terpilih oleh AHY. Padahal suara dukungan kepada Bayu jauh lebih besar jika dibandingkan Emil cuma mencapai suara DPC 13.
Dia bahkan memberikan pesan kepada AHY buat tidak berharap kalau Demokrat bisa mencapai kemenangan kontestasi politik berikutnya di Jawa Timur. Untuk itu belum ada kabar lebih lanjut lagi mengenai permasalahan pemilihan Ketua DPD Demokrat Jatim sampai saat ini. Baik itu dari Ketua Umum, Agus Harimurti Yudhoyono ataupun lainnya.