off-press.org – Baru-baru ini, negeri ginseng melaporkan kasus harian COVID-19 Korsel meledak secara tiba-tiba dengan memiliki 424 ribu lebih kasus di hari Rabu, 30 Maret 2022 kemarin. Meningkatnya kasus penyebaran virus corona di negara Korea Selatan ini dikarenakan timbulnya sub varian terbaru dari Omicron BA.2. Melihat adanya peningkatan kasus virus corona, otoritas kesehatan dari Korea Selatan sendiri mewanti-wanti bahwa kemungkinan besar peningkatan disebabkan oleh subvarian Omicron lebih mudah tertular.
Sub varian itu sudah menjadi sebuah kasus dominan di negara terkenal dengan serialnya satu ini. Terus-terusan menyebar secepat mungkin, pusat pengendalian dan pencegahan penyakit Korea Selatan atau KDCA memberikan informasi bahwa kasus harian kini bertambah menjadi 424.641 sudah termasuk kasus 432 kematian dan termasuk kasus impor 32, seperti dilansir dari Yonhap. Angka ini sendiri dinyatakan bukan paling tinggi di Korea Selatan. Pasalnya, pada tanggal 17 Maret 2022 silam Korea Selatan melaporkan bahwa kasus hariannya sampai melebihi dari setengah juta.
Ya, sebesar 621.197 kasus sempat menimpa negara Korea Selatan. Selama lima hari belakangan ini sebenarnya tren kasus harian COVID-19 Korsel pernah menurun. Tapi sayangnya, saat ini kembali meningkat lagi. Dan pemerintah menyatakan juga bahwa puncak kasus COVID-19 di Korea Selatan terjadi saat pekan lalu. Varian BA.2 ini telah menyumbang 56,3 persen dari keseluruhan kasus COVID-19 di negara ini saat pekan lalu. Agar bisa mengurangi lajunya peningkatan virus corona dan rantai tertularnya COVID-19 maka pemerintah Korea Selatan langsung mempercepat program suntik vaksinasi.
Di hari Selasa, 29 Maret 2022 kemarin tepatnya mereka mulai menyuntikan suntik vaksinasi booster ke anak-anak berusia lima hingga 11 tahun. Hingga sejauh ini keseluruhan dari penduduk Korea Selatan telah mendapatkan suntik vaksinasi booster senilai 63,7 persen atau lebih tepatnya sebesar 32,6 juta jiwa. Tidak cuma suntik vaksinasi saja, melainkan pemerintah mulai berfikir apakah harus menerapkan jarak sosial lagi kepada para penduduknya. Korea Selatan mencabut regulasi itu menyusul rencana hidup berdampingan dengan virus corona.
Dari pemerintahannya bahkan membatasi perkumpulan-perkumpulan maksimalnya hanya delapan orang saja dan tidak hanya itu saja, melainkan pada jam 23.00 malam waktu setempat Korea Selatan. Sampai saat ini total dari kasus COVID-19 di Korea Selatan mencapai hingga 12, 4 juta dan total keseluruhan 15.423 kematian. Untuk itu berikut dibawah ini ada beberapa negara dengan infeksi virus corona paling tinggi pada 28 hari terakhir, diantaranya adalah :
- Korea Selatan : 8,8 juta kasus terbaru
- Vietnam : 5,5 juta
- Jerman : 4,7 juta
- Prancis : 2,3 juta
- dan Inggris : 1,9 juta
Dimana, total dari kasus COVID-19 keseluruhan di semua dunia mencapai hingga 482,2 juta kasus COVID-19. Selama 28 hari terakhir tercatat ada 45,1 juta. Rusia tengah menyerang Ukraina masih ada di 10 besar kasus terbaru paling tinggi. Begitu juga dengan negara Jepang dengan memiliki total 1,4 juta kasus selama dalam waktu 28 hari terakhir ini. Sedangkan untuk Amerika Serikat sendiri tidak lagi ada di urutan sepuluh besar kasus terbaru COVID-19 terbanyak yang ada di dunia.
Sementara itu, penduduk Shanghai sendiri bahkan saat ini sedang dilanda kepanikan dikarenakan penerapan lockdown COVID-19 kembali. Mereka semua panic buying, berbelanja bahan-bahan makan di berbagai supermarket terdekat. Hal ini terlihat perebutan barang tidak dapat dicegah, rak-rak kosong dari makanan, bahkan hingga lorong-lorong supermarket yang dipenuhi lagi oleh pembeli begitu paniknya. Seperti pada hari Selasa, 29 Maret 2022 kemarin video diunggah ke media sosial menunjukkan adegan kacau meletusnya di Shanghai.
Pasalnya, kejadian itu tepat setelah pihak berwenang memberikan pengumuman bahwa sebagian kotanya akan memasuki lockdown dengan memiliki skala terbesar buat menghentikan penyebaran virus corona. Lockdown dua fase inilah mengakibatkan bagian timur kota ditutup tepat pada jam 05.00 pagi sejak hari Senin, 28 Maret 2022 kemarin selama empat hari pengujian secara massal. Sedangkan saat ini kasus harian COVID-19 Korsel meledak masih dipikir-pikir mengenai lockdown atau penerapan aturan ketat kepada penduduknya.