off-press.org – Baru-baru ini, seperti diketahui bahwa ada beberapa negara diterpa banjir bandang di tahun 2022 ini. Seperti yang ada di Pakistan sudah mengancam 1.061 jiwa meninggal dunia akibat banjir bandang ini. Sebagian ahli dan pejabat-pejabat mengatakan kalau banjir bandang ini disebabkan adanya perubahan iklim pada saat ini malah semakin buruk. Itu menjadi penyebabnya kenapa banjir bandang bisa menimpa beberapa negara.
Meski seperti itu, namun sebagian pengamanat menyakinkan kalau banjir besar ini yang terjadi di beberapa negara bukan disebabkan oleh perubahan iklim. Melainkan mereka mengatakan kalau ada faktor lainnya bisa mempengaruhi banjir bandang, contohnya seperti infrastruktur yang rentan dan juga mitigasi minim. Selain di Pakistan, melainkan sebelumnya juga sudah terjadi di Korea Selatan tepatnya di Ibu Kota Seoul.
Dimana, pada awal bulan Agustus Korea Selatan diterpa banjir bandang mengakibatkan beberapa orang meninggal dunia. Namun, tidak cuma ketiga negara ini saja melainkan masih ada lagi beberapa negara lainnya ikut masuk ke dalam urutan negara diterpa banjir bandang yang harus kalian ketahui, yakni diantaranya adalah :
Afghanistan
Negara pertama yang diterpa banjir bandang adalah Afghanistan, dimana Rezim Taliban memberikan setidaknya catatan total korban disebabkan terjadinya bencana ini. Ada 182 orang dan 3.000 kediaman hancur total. Zahibullah Mujahid menyampaikan kalau dampak banjir bandang ini sudah meluas disebabkan pengelolaan infrastruktur yang diklaim sangat kacau dari pemerintahan sebelumnya.
Zahibullah Mujahid, Juru bicara Taliban kemudian meminta maaf kepada warganya atas insiden banjir bandang ini dan meminta para komunitas internasional agar bisa turun tangan. “Apabila banjir dan kerusakan bertambah, maka Emirat Islam Afghanistan tidak mempunyai banyak sumber daya buat bisa menanggapi semuanya,” tandas Zahibullah Mujahid seperti yang dilansir dari AFP.
Pakistan
Terbaru yakni dari negara Pakistan, banjir parah diketahui sudah menghantam Pakistan. Bagaimana tidak? Dikarenakan adanya curah hujan sangat tinggi, maka dengan begitu terkena imbas 1.061 orang meninggal dunia. Belum cukup disitu saja, bahkan ada 25 persen daratan di Pakistan direndam. Keseluruhan curah musim hujan selama tiga bulan di negara ini yakni sekitar 140 m, mm KM.
Sampai 26 Agustus 2022 kemarin, Badan Meteorologi Pakistan mengatakan kalau curah hujan meningkat sampai 176,9 mm. Total itu disebut meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan angka normal sebelumnya. Hujan bahkan diklaim akan menurun hampir delapan kali lipat dari adanya total angka normal di Sindih sepanjang periode ini. Sedangkan di hujan naik lima kali lipat di Balochistan, hal ini dikutip dari Indian Express.
Korea Selatan
Negara selanjutnya yang merupakan diterpa oleh banjir sebelumnya di awal bulan Agustus silam yakni di Ibu Kota Korea Selatan, Seoul. Banjir ini menerjang kawasan elit, curah hujan diketahui pada saat itu mencapai 100 milimeter. Di distrik Dongjak sendiri bahkan sempat menginjak 141,5 mm curah hujan. Ada sembilan orang meninggal dunia, dan termasuk wanita disabilitas mental.
Presiden Korea Selatan meminta maaf atas terjadinya bencana ini, dia mengatakan kalau pemerintah wajib menerapkan langkah-langkah pencegahan supaya bisa menghindari kejadian sama lagi ketika masa mendatang. “Saya berdoa buat semua korban, mohon maaf atas nama pemerintah kepada penduduk mengalami ketidaknyamanan,” ungkap Presiden Yoon dilansir dari Yonhap.
“Saya percaya kalau kita harus aktif memakai teknologi digital mutakhir buat konsisten memantau tingkat air yang ada di semua saluran,” ungkap Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol. “Dengan mengadakan simulasi dan secepatnya mengaktifkan sebuah sistem peringatan,” tandas Yoon Suk Seol, seperti dikutip dari CNN Indonesia.com.
Australia
Dimana, negara diterpa banjir kali ini adalah Australia tepatnya di bagian timur dikarenakan curah hujan sangat tinggi di bulan Maret 2022 silam negara satu ini diterpa oleh banjir. Air turut merendam kediaman, jembatan, dan termasuk menyapu mobil hingga merobohkan atap-atap pusat perbelanjaan dan termasuk supermarket sekaligus. Sydney bahkan meminta 60 ribu orang buat secepatnya mengungsi. Imbas dari banjir bandang ini sendiri ada 20 orang meninggal dunia dan puluhan kediaman penduduk mengungsi.