off-press.org – Mantan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe meninggal dunia setelah ditembak dari belakang ketika melakukan pidato secara terbuka dan langsung di kota Nara. Pihak kepolisian berjaga di area sekitar secara langsung bergegas menangkap pelaku. Dan diketahui pelaku memiliki nama Tetsuya Yagami yang berusia 42 tahun. Ada beberapa fakta Tetsuya Yagami pembunuh Shinzo Abe hingga tewas karena tembakannya tersebut di hari Jumat, 8 Juli 2022 kemarin pada pukul 11.30 waktu Jepang.
Bagian dada tertembaknya Mantan PM Jepang berusia 67 tahun secara langsung dilarikan ke rumah sakit dan tidak sadarkan diri. Pihak kepolisian Jepang masih menggelar penyelidikan pembunuhan mantan perdana menteri, Shinzo Abe meninggal dunia ketika berpidato kampanye. Abe meninggal dunia dan ditangani oleh dokter RS Nara Medical University tepatnya pada jam 17.03 waktu Jepang, lima jam setidaknya setelah penembakan berlangsung.
Pihak berwenang pun langsung menangkap Tetsuya Yagami yang merupakan pelaku dari penembakan Abe. Menurut keterangan diterima, Yagami melakukan aksinya sendirian pada saat itu. Jarak penembakan cuma 9 kaki atau tepatnya 2,7 meter sesuai otoritas setempat dan pihak kepolisian menyebut bahwa pelaku memakai senjata api rakitannya sendiri. Kekerasan politisi di Jepang jarang terjadi sekali. Namun sejarah menunjukkan bahwa di tanggal 12 Oktober 1960 Inejiro Asanuma adalah politisi yang terbunuh oleh laki-laki berusia 17 tahun ketika debat di Hibiya Public Hall. Adapun beberapa fakta Tetsuya Yagami pembunuh dari Shinzo Abe diantaranya adalah :
Adanya Dendam
Yagami mengaku kepada pihak kepolisian kalau dirinya memang sudah berniat untuk membunuh Abe disebabkan tidak suka. Yagami mengatakan kalau dia membunuh Abe dikarenakan mempunyai dendam kepada organisasi dipercaya berhubungan dengan Abe yang merupakan PM Jepang 2006-2007, 2012-2020 tersebut. Ibu Tetsuya diketahui sudah menyumbangkan hartanya ke organisasi keagaman itu.
Sama sekali tidak mendapatkan berkah atau sebaliknya, dimana keluarga mereka malah makin terpuruk karena kesusahan ekonomi dan termasuk tidak ada usaha dari organisasi keagamaan itu dalam membantu kehidupan mereka. Hal inilah mengakibatkan ibunda Tatsuya mengalami sakit hati merasa sudah ditipu. Sementara itu, Shinzo Abe diketahui menjadi salah satu petinggi dari organisasi keagamaan itu. Oleh karena itu dia menjadi sasaran atas sakit hatinya.
Tidak cuma Shinzo Abe saja, bahwa masih ada lagi beberapa orang akan dihabisi oleh Tatsuya Yagami. Bahkan dia mengatakan bahwa cuma mengincar pejabat-pejabat tinggi dari bagian kelompok keagamaan tersebut. Berulang kali dia menyebutkan nama dari kelompok keagamaan itu pada saat dilakukan organisasi langsung.
Senjata Buatan Sendiri
Fakta selanjutnya menunjukkan bahwa senjata dipakai untuk membunuh Mantan Perdana Menteri Abe ternyata senjata buatan sendiri. Yagami menembak Abe pada saat menyampaikan pidato kampanye, kepolisian mengatakan kalau Abe ditembak dari belakang sebanyak tiga kali. Menembus hingga dada dan leher Abe adalah timah panas, melalui konferensi pers senjata dipakai mempunyai dimensi panjang 40 cm dan termasuk 20 cm.
Akan tetapi, pada saat ditanya lebih detail lagi terkait senjata itu pejabat cuma mengatakan tidak dapat merespons disebabkan kemungkinan meledak. Pada saat menggeledah kediaman pelaku, Tetsuya Yagami ditemukan banyaknya senjata rakitan lainnya. Kepada kepolisian, Yagami mengaku kalau rencananya ingin membunuh Abe memakai peledak. Hingga pada akhirnya memutuskan buat masuk aksinya di Nara yang sebelumnya akan di Okayama.
Mantan Angkatan Laut Jepang
Fakta Tetsuya Yagami pembunuh Abe terakhir adalah dia merupakan mantan dari angkatan laut Jepang. Yagami keluar di korps pada tahun 2005 silam, Yagami pengangguran pada saat ini. Disebut-sebut mantan koleganya menjadi pribadi yang jujur dan normal. Sempat direkrut juga oleh agen di bulan Oktober 2020 silam buat bisa bekerja di departemen pengiriman pabrik.
Tersangka Tatsuya Yagami kemungkinan besar dikenakan pasal UU berlapis mengenai kepemilikan senjata api ilegal, bahan peledak dengan kekuatan besar, dan termasuk dapat dikenakan hukuman mati disebabkan kasus pembunuhan yang sudah direncanakan dari jauh-jauh waktu. Meski seperti itu, namun ini semua masih sesuai hasil dari penyelidikan dan keputusan, belum ada kabar lebih lanjut lagi.