off-press.org – Majelis Kehormatan Partai Gerindra resmi pecat Taufik yang dinilai tidak loyal kepada partai dan sempat beberapa kali mengulangi kesalahannya tersebut. Wihadi mengatakan bahwa Taufik dinilai gagal selama menjabat menjadi Ketua DPD DKI Jakarta untuk periode 2014-2019. MKP menyoroti Muhammad Taufik yang gagal dalam meraih kemenangan Gerindra di dalam Pilpres 2019 di DKI. “MKP ini, saya ada lima majelisnya sepakat buat memutus saudara Taufik,” ungkapnya kepada wartawan di Kantor DPP Gerindra.
“Memecat sebagai kader Gerindra mulai keputusan ini disampaikan sejak hari ini,” sambungnya pada hari Selasa 7 Juni 2022 kemarin. Selama dia menjabat, Taufik gagal juga dalam mendirikan kantor DPD Gerindra di Ibu Kota. Taufik belakangan ini sempat dipanggil dan menjalankan sidang di MKP pada tanggal 21 Februari silam. Sempat mengatakan loyal, Taufik malah sering melakukan manuver melalui pernyataannya pindah partai, kata Wihadi. Di 2 Juni 2022, Taufik pernah berbicara mengenai kemungkinan dirinya pindah partai.
“Seperti sampai sekarang menjadi ketua DPD (Taufik), kantor DPD enggak ada,” sambungnya dilansir dari CNN Indonesia.com. “Serta ketika Pilpres DKI Jakarta kalah menjadi catatan,” imbuh Wihadi pada hari Selasa 7 Juni 2022 kemarin. “Melihat ketidakloyalan dan menyalahi apa yang telah disampaikan 21 Februari akan tetap bersama Gerindra, namun kenyataannya bersama manuver mengatakan mundur,” sambungnya.
“Insya Allah ya (pindah partai ke NasDem),” kata Taufik yang menjawab pertanyaan awak media di Gedung DPRD DKI Jakarta. Taufik sendiri menyatakan bahwa salah satu alasannya tertarik bersama NasDem dikarenakan kesamaan ideologi. Dia menyatakan kedua partai adalah partai nasionalis. Taufik bahkan mengatakan ketidaknyamanan berpartai. Salah satunya adalah niat keluar dari Gerindra sebab permasalahan kenyamanan.
“Kami berpartai membutuhkan kenyamanan,” ungkap Taufik dikutip CNN Indonesia.com.
“Jika anda tidak nyaman di suatu rumah kan pilihannya dua, diam atau keluar,” tutupnya. Kini Gerindra resmi pecat Taufik karena beberapa macam alasan. Secara terpisah, Taufik merasa heran terhadap sikap MKP menginformasikan dirinya dipecat sebelum surat resmi dikirim. Dia mengaku belum mendapatkan salinan surat dan belum ada komunikasi secara resmi dari partai terkait pemecatan dirinya itu. Kewenangan MKP memecatnya dari Gerindra. Kewenangan pemecatan kader ada di DPP Gerindra menurutnya.
Lantas, dia menilai beberapa alasan MKP memecatnya mengada-ngada. Seperti salah satunya adalah kekalahan Ketua Umum, Prabowo Subianto di Pilpres 2019 silam, lantas dirinya mengungkit terkait prestasi Joko Widodo dan Anies Baswedan ketika Pilkada Jakarta 2012, 2017. Taufik mengatakan bisa mengamankan belasan kursi parlemen buat Gerindra di Jakarta. “Saya belum menerima suratnya ko tiba-tiba disampaikan ke media,” ungkap Taufik dikutip dari CNN Indonesia.com.
“Saya harus menyampaikan di forum sama juga dong,” imbuhnya. “Pilpres kalah, senasional dong kalah masa cuma pilpres kalah terus saya doang?,” ungkapnya. “Menurut saya tidak adil, ngada-ngada argumennya,” tandas Taufik dikutip dari CNN Indonesia terkait pemecetannya. “Gubernur 2 kali wagub dapet, jika itu dinilai apa? Saya tidak tau silahkan masyarakat nilai,” imbuhnya.
Sedangkan, Ahmad Riza Patria menyatakan kalau pemecatan ini sendiri baru sebatas rekomendasi. Riza menekan pemecatan Taufik diputuskan oleh DPP, DPP akan mengambil langkah selanjutnya buat menyikapi rekomen MKP itu. Tapi Riza sendiri menyerahkan semuanya kepada DPP. Dengan begitulah sampai detik ini Taufik masih menjadi bagian dari anggota DPRD DKI Jakarta dan termasuk Gerindra. Karena menurutnya, parti sendiri belum melakukan pergantian antara waktu atau mau mencopot Taufik yang merupakan sebagai anggota DPRD DKI.
“Sejauh saya tau hasil sidang MKP itu baru rekomendasi,” ungkap Ahmad Riza. “Maka, DPP sendiri belum memutuskannya,” sambunganya, dikutip dari CNN Indonesia.com. “Ya kita harap apa saja kebijakan diambil partai oleh DPP pasti kebijakan baik buat semuanya,” lanjut Ahmad Riza Ketua DPP Gerindra. “Hingga detik ini Taufik masih jadi anggota DPRD,” lanjutnya. “Dan pengurus di DPP Partai Gerindra, termasuk anggota partai juga,” tutup Ahmad Riza terkait Gerindra resmi pecat Taufik yang dinilai tidak loyal. Hingga saat ini belum ada informasi lebih lanjut lagi mengenai kabar pemecatan Taufik.